Ibrani 3:1-19
Ibr 3
Kitab Ibrani sangat persuasif terhadap para orang Yahudi sendiri untuk percaya kepada Yesus. Ayo percaya, gak salah, maka ditekankan bahwa Yesus lah iman dan rasul yang besar itu. Tidak ada duanya.
Ayat 1. Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
Wherefore, holy brethren, partakers of the heavenly calling, consider the Apostle and High Priest of our profession, Christ Jesus;
Kitab ini juga menekankan bahwa bangunan itu yang penting adalah sang pembangun yaitu Allah, dan disini dibandingkan antara Musa (yang orang Yahudi percayai) VS Yesus yang baru hadir, dibandingkan mana yang lebih tinggi dan ditunjuk Allah.
Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
For every house is builded by some man; but he that built all things is God.
Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
And Moses verily was faithful in all his house, as a servant, for a testimony of those things which were to be spoken after;
Musa = pelayan
Yesus = anak yang mengepalai rumah
Rumah = kita semua
tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
But Christ as a son over his own house; whose house are we, if we hold fast the confidence and the rejoicing of the hope firm unto the end.
Maka kita harus paham, siapa yang tertinggi nih? Musa atau Yesus?
(Hartadi)
Gimana readers sudah pahamkan kenapa kedudukan Yesus lebih tinggi daripada Musa yang merupakan Nabi yang diurapi Allah.
Kitab Ibrani sangat persuasif terhadap para orang Yahudi sendiri untuk percaya kepada Yesus. Ayo percaya, gak salah, maka ditekankan bahwa Yesus lah iman dan rasul yang besar itu. Tidak ada duanya.
Ayat 1. Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
Wherefore, holy brethren, partakers of the heavenly calling, consider the Apostle and High Priest of our profession, Christ Jesus;
Kitab ini juga menekankan bahwa bangunan itu yang penting adalah sang pembangun yaitu Allah, dan disini dibandingkan antara Musa (yang orang Yahudi percayai) VS Yesus yang baru hadir, dibandingkan mana yang lebih tinggi dan ditunjuk Allah.
Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
For every house is builded by some man; but he that built all things is God.
Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
And Moses verily was faithful in all his house, as a servant, for a testimony of those things which were to be spoken after;
Musa = pelayan
Yesus = anak yang mengepalai rumah
Rumah = kita semua
tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
But Christ as a son over his own house; whose house are we, if we hold fast the confidence and the rejoicing of the hope firm unto the end.
Maka kita harus paham, siapa yang tertinggi nih? Musa atau Yesus?
(Hartadi)
Gimana readers sudah pahamkan kenapa kedudukan Yesus lebih tinggi daripada Musa yang merupakan Nabi yang diurapi Allah.
Komentar
Posting Komentar