Kisah Para Rasul 25:1-26
Syallom Readers, sekarang kita bahas pasal selanjutanya yang ga kalah seru lho..
Selamat pagi ☺
KISAH PARA RASUL 25
Sebenarnya saya masih cukup komplikatif mengambil rhema dari pasal ini, ada beberapa point yg tidak wajar yang belum dapat dicerna oleh akal biasa manusia.
Kenapa? Karna saya baca pasal ini kayak lagi nonton satu episode sinetron. Dimana ada satu yang dihakimi (a.k.a Paulus) dan ada segerombolan orang desa yang datang tanpa alasan yang jelas (ay 7). Dan ada satu hakim (a.k.a) Festus yang mau cari aman (ay. 9)
Yang saya dapat di pasal ini ada 2 point:
1. Perihal anugerah
2. Membela diri dengan bijak
Apa itu anugerah? Seringkali saya pribadi mengaitkannya dengan hal kasih atau berkat. Dalam KBBI: anugerah/anu·ge·rah/ n pemberian atau ganjaran dari pihak atas (orang besar dan sebagainya) kepada pihak bawah (orang rendah dan sebagainya); karunia (dari Tuhan): ia mendapat -- Bintang Mahaputra dari Pemerintah; bersyukurlah atas -- Nya;
Sekarang, anugerah seperti apa yang bisa kita tuntut dan bisa kita terima?
Personally, saya ingin anugerah yang diterima Paulus. Rohkudus yang menyertai dia kemanapun, dimanapun, dan apapun yang dia alami.
Lalu apa kita pantas menerimanya? - Tentu saja. Kita sudah diberi anugerah itu. Hanya gimana kita menyikapi dan membuka hati dan hidup kita dipimpin seperti Paulus percaya sepenuhnya kepada Kristus.
Point ke 2:
Membela diri dengan bijak
Bener deh, saya langsung kepikiran pak Basuki. Wkwk. Kok ya mirip. Didakwa, terus naik banding. Tapi di pasal ini naik bandingnya masih to be continue.
Membela diri seperti apa yang saya dapat? Berdasarkan sikap hidup Paulus, ia memberikan contoh bahwa ketika hidup dengan benar, apa yang perlu ditakutkan? Seberapapun gelombang manusia yang ingin meluluh lantakkan, kalo ada satu tangan Tuhan yang bekerja maka ga ada yang bisa menyentuh.
(Santo Elman)
Kisah Paulus ini mendekati Klimaks lho dan tentunya semakin seru, jadi tetap pantengin yah..
Selamat pagi ☺
KISAH PARA RASUL 25
Sebenarnya saya masih cukup komplikatif mengambil rhema dari pasal ini, ada beberapa point yg tidak wajar yang belum dapat dicerna oleh akal biasa manusia.
Kenapa? Karna saya baca pasal ini kayak lagi nonton satu episode sinetron. Dimana ada satu yang dihakimi (a.k.a Paulus) dan ada segerombolan orang desa yang datang tanpa alasan yang jelas (ay 7). Dan ada satu hakim (a.k.a) Festus yang mau cari aman (ay. 9)
Yang saya dapat di pasal ini ada 2 point:
1. Perihal anugerah
2. Membela diri dengan bijak
Apa itu anugerah? Seringkali saya pribadi mengaitkannya dengan hal kasih atau berkat. Dalam KBBI: anugerah/anu·ge·rah/ n pemberian atau ganjaran dari pihak atas (orang besar dan sebagainya) kepada pihak bawah (orang rendah dan sebagainya); karunia (dari Tuhan): ia mendapat -- Bintang Mahaputra dari Pemerintah; bersyukurlah atas -- Nya;
Sekarang, anugerah seperti apa yang bisa kita tuntut dan bisa kita terima?
Personally, saya ingin anugerah yang diterima Paulus. Rohkudus yang menyertai dia kemanapun, dimanapun, dan apapun yang dia alami.
Lalu apa kita pantas menerimanya? - Tentu saja. Kita sudah diberi anugerah itu. Hanya gimana kita menyikapi dan membuka hati dan hidup kita dipimpin seperti Paulus percaya sepenuhnya kepada Kristus.
Point ke 2:
Membela diri dengan bijak
Bener deh, saya langsung kepikiran pak Basuki. Wkwk. Kok ya mirip. Didakwa, terus naik banding. Tapi di pasal ini naik bandingnya masih to be continue.
Membela diri seperti apa yang saya dapat? Berdasarkan sikap hidup Paulus, ia memberikan contoh bahwa ketika hidup dengan benar, apa yang perlu ditakutkan? Seberapapun gelombang manusia yang ingin meluluh lantakkan, kalo ada satu tangan Tuhan yang bekerja maka ga ada yang bisa menyentuh.
(Santo Elman)
Kisah Paulus ini mendekati Klimaks lho dan tentunya semakin seru, jadi tetap pantengin yah..
Komentar
Posting Komentar